
Nggak Dihargai = Nggak Berguna? Belum Tentu.
Kamu udah lembur, udah inisiatif bantu sana-sini, tapi hasilnya? Sepi pujian, malah kadang nggak dianggap. Rasa frustasi ini valid, tapi bukan berarti kamu harus langsung resign.
Berikut ini beberapa cara sehat dan strategis untuk menghadapi situasi ini.
1. Evaluasi: Apakah Kamu Benar-Benar Nggak Diapresiasi, atau Nggak Terlihat?
Kadang hasil kerja kamu bagus, tapi nggak cukup terlihat oleh atasan. Solusi:
- Mulai dokumentasikan pencapaian kamu secara berkala
- Sampaikan hasilnya dalam weekly update atau saat meeting
2. Ubah Fokus dari Validasi Eksternal ke Progres Pribadi
Boleh kecewa, tapi jangan sampai itu matiin semangat kamu. Coba:
- Bandingkan kamu hari ini dengan versi kamu 3 bulan lalu
- Fokus ke skill yang kamu bangun, bukan hanya pujian yang kamu terima
3. Bangun Sistem Apresiasi Internal
Coba reward diri sendiri setelah nyelesaiin kerjaan besar. Contoh:
- Self-reward kecil: beli kopi, staycation murah, atau digital detox
4. Cari Dukungan dari Rekan yang Positif
Nggak semua orang harus tahu perjuangan kamu, tapi punya 1–2 orang yang ngerti bisa bantu mental kamu tetap kuat. Tips:
- Jaga circle kamu tetap sehat
- Hindari lingkungan kerja yang isinya cuma mengeluh
5. Ajukan Feedback Secara Profesional
Kalau memang sudah terlalu lama merasa invisible:
- Ajukan 1-on-1 dengan atasan
- Sampaikan pencapaian dan tanya area pengembanganmu
6. Bangun Personal Branding di Luar Kantor
Kalau tempat kerja nggak melihat potensimu, dunia luar mungkin bisa. Cara:
- Bangun portofolio online (LinkedIn, Notion, blog)
- Aktif di komunitas industri atau volunteer
Penutup
Kurangnya apresiasi bisa melemahkan semangat, tapi kamu tetap bisa pegang kendali. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa tetap berkembang dengan atau tanpa pujian dari sekitar.
Mau workbook self-check dan refleksi kerja tiap bulan? Langsung daftar newsletter KumpulanTrik dan unduh versi gratisnya sekarang.